Senin, 25 Oktober 2010

Dilema Memakai Jam tangan Replika

Jam tangan replika, menurut mesin, komponen dan perakitannya, biasanya dibagi menjadi: buatan China, Jepang (mesin Miyota), Swiss (mesin ETA SA, Valjoux, plus fungsi 'chronograph'-nya). Istilah 'Swiss Made' mengacu pada produk dengan mesin ETA/Valjoux, komponen, perakitan, uji kualitas, keseluruhan proses dan bahan di/dari Swiss. Beberapa merek memajang istilah ini demi penjualan semata, tanpa kualitas sebenarnya.

Sebuah jam tangan (orisinil, replika, palsu) dengan kombinasi:

* Mesin dan penggeraknya/'movement'

o Tipe analog dan digital. Baik bertenaga batere, mekanik (manual, otomatis), tenaga surya, atau kombinasi batere dan mekanik (ala Kinetic-nya Seiko).

o Asli Swiss (ETA/Valjoux) atau Jepang (Miyota).

o Produksi lainnya (misalnya Ronda, ISA, Hattori).

* Komponen/bahan 'casing', rantai atau gelang/'bracelet', tali (kulit, sintetis), 'clasp', kaca/'cover' (sapphire, mineral, plastik mika), plat latar ('dial') dan penandanya ('hands'), lapisan radium (untuk kesan menyala dalam gelap)--tanpa radiasi berlebihan, lapisan emas, dan pernak-pernik lainnya. Jam tangan replika mungkin nyaris sulit sekali dibedakan dengan jam tangan original. Ada juga istilah KW1, KW2, KW Super, dan sebagainya. KW mengacu pada kata 'kualitas'. Standardisasi mana yang digunakan untuk istilah KW? Siapa yang menentukan pengelompokan ini? Pedagang? Perakit?

Replika tetaplah bukan asli. Lebih tepat disebut barang tiruan/palsu (dari merek tertentu), mainan. Menyerupai aslinya. Baik rupa dan fungsi. Pelanggaran hak paten?

Sumber – daniiswara.net

Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar