Batik pekalongan memang mengalami dinamisasi yang cukup tinggi, akan tetapi hal ini tidak membuatnya kehilangan kekhasan. Ada ciri-ciri khusus dari batik Pekalongan, yakni gambaran motif serta pewarnaannya yang bersifat naturalis.
Salah satu genre batik yang pernah berkembang di Pekalongan adalah batik Encim. Batik ini dikembangkan oleh para pengusaha Cina, dan saat itu cukup digemari oleh orang-orang Belanda. Sementara, batik Pekalongan yang disukai konsumen pribumi, adalah batik yang mempunyai pola warna yang lebih semarak.
Batik Pekalongan memiliki corak serta komposisi warna yang lebih kaya. Motifnya kebanyakan bernuansa Pesisir. Misalnya, motif bunga laut dan bintang laut.
Didaerah Pekalongan dan sekitarnya – Pemalang -, kaliwungu, Batang – membatik boleh dikatakan mata pencaharian pokok bagi penduduknya.
Menurut gaya dan seleranya, serta dilihat dari segi ragam hiasnyamaupun tata warnanya, batik daerah Pekalongan dapat digolongkan dalam 3 golongan :
1. Batik Encim, yang dikenal dengan tatawarna khas Cina, dan sering mengingatkan pada benda-benda porselin Cina. Batik encim Pekalongan tampaknya condong pada tata warna porselin famille rose, famille verte dan sebagainya
2. Kain batik Pekalongan yang bergaya dan berselerakan Belanda, antara lain batik dari juragan batik E. van Zuylen, Metz, Yans dan beberapa nama lagi. Namun yang sangat terkenal adalah batik Van Zuylen. Kebanyakan batik yang bergaya belanda ini umumnya merupakan kainsarung. Mungkin hal ini dikarenakan kain sarung lebih mudah pemakainnya bagi kaum pendatang. Dalam kelompok batik ini terlihat ragam hias buketan yang biasanya terdiri dari flora yang tumbuh dinegeri Belanda seperti bunga krisan, buah anggur, dan rangkaian bunga Eropa.
3. Disamping batik yang bergaya Cina dan Belanda ini ada pula batik yang berselerakan pribumi. Batik bergaya pribumi ini umunya sangat cerah dan meriah dalam tata warnanya. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai 8 warna yang sangat berani, tetapi sangat menakjubkan serta secara keseluruhan sangat menarik. Ragam hiasnya sangat bebas, meskipun disini banyak terlihat ragam hias tradisional dari Solo-Yogya seperti ragam hias lar,parang,meru dan lain-lain yang telah mengalami sedikit perubahan dalam gayanya.
berbagai sumber
See also Iklan Gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar